Coming Soon
28 October 2025

Pemuliaan Adalah Panggilan: Perjalanan Fatkhu Rokhman dalam Menghadirkan Varietas Unggul bagi Petani Indonesia

Pemuliaan Adalah Panggilan:   Perjalanan Fatkhu Rokhman dalam Menghadirkan Varietas Unggul bagi Petani Indonesia

Sebagai salah satu pemenang pertama Indonesian Breeder Award (IBA) pada tahun 2019 untuk kategori hortikultura, Fatkhu Rokhman, R&D Director PT East West Seed Indonesia (EWINDO), telah mengabdikan diri dalam dunia pemuliaan tanaman selama tiga dekade. Baginya, pemulia lebih dari sekadar profesi, melainkan bentuk pelayanan bagi petani dan ketahanan pangan Indonesia.

Berikut petikan wawancara kami dengan beliau.

Apa yang menarik dari profesi pemulia, khususnya di bidang hortikultura, sehingga Bapak akhirnya terjun ke dunia ini?

Pemuliaan adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Ketertarikan saya muncul sejak masa kuliah, waktu saya mulai menekuni penelitian. Saat bergabung dengan EWINDO pada tahun 1995, saya langsung terjun di bidang pemuliaan tanaman sebagai Asisten Plant Breeder, menangani berbagai komoditas seperti tomat dan ketimun.

 

Fatkhu Rokhman pemenang Indonesia Breeder Award 2019Dari sekian banyak varietas yang pernah dikembangkan, varietas mana yang paling berkesan bagi Bapak? Bagaimana inovasi tersebut membantu petani dalam meningkatkan hasil atau efisiensi budidaya?

Setiap varietas punya cerita sendiri, tetapi beberapa di antaranya meninggalkan kesan mendalam. Salah satunya adalah SHINTA, varietas caisim yang sudah digunakan secara luas oleh petani di Indonesia. Ada juga ZATAVY, varietas timun besar yang tahan gemini virus (ToLCNDV), daya hasil tinggi, dan kualitas buah yang bagus.

Bagi kami di R&D, saat varietas yang dirilis memenuhi harapan petani, lalu benar-benar mampu meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka, ada sesuatu yang tak ternilai di situ.

 

Menurut Bapak, apa peran terbesar seorang pemulia dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia?

Para pemulia akan menghasilkan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan cuaca dan iklim yang terjadi. Dengan memastikan bahwa varietas yang ditanam memberikan hasil yang baik, ketersediaan pangan menjadi lebih pasti. Petani bisa mendapatkan hasil yang tinggi di tengah tantangan cuaca dan hama penyakit, sehingga ini akan menjaga produktivitas dan ketersediaan pangan di Indonesia.

 

Apa tantangan terbesar pemulia saat ini, baik di sisi teknologi maupun pengakuan profesi?

Para pemulia menghadapi tantangan yang luar biasa saat ini, dan semakin ke sini bukan semakin mudah. Perubahan iklim yang semakin nyata membuat pemulia harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan varietas yang adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem serta cekaman biotik dan abiotik.

Cekaman biotik muncul dari peningkatan serangan hama dan penyakit akibat suhu yang terus meningkat. Sedangkan cekaman abiotik seperti meningginya suhu sangat memengaruhi proses pembentukan buah dan produktivitas tanaman, belum lagi kendala ketersediaan air yang dibutuhkan tanaman.

Dengan adanya teknologi yang terus berkembang, para pemulia diharapkan dapat lebih sigap untuk menangani beragam tantangan yang ada. Ke depan, kita juga perlu memastikan ketersediaan pemulia di berbagai bidang dan komoditas, agar pengembangan varietas unggul di Indonesia terus berlanjut dan juga lebih beragam.

 

Apa harapan atau pesan Bapak untuk untuk para pemulia muda atau peneliti yang sedang berjuang menciptakan varietas baru, dan juga terhadap penyelenggaraan IBA 2025 ini?

Sebagai pemulia dan peneliti, kita jangan sampai berhenti berinovasi dan terus berkolaborasi dengan beragam sektor yang akan mempercepat terciptanya varietas unggul di masa yang akan datang. Terkait dengan IBA, ini adalah salah satu sarana yang perlu kita dukung terus sebagai wadah untuk mengapresiasi para pemulia Indonesia. Harapannya, IBA bisa terus menjadi ajang yang menginspirasi, menumbuhkan semangat dan kebanggaan profesi sebagai pemulia Indonesia.

Setelah digelar di 2019 dan 2021, IBA kembali hadir untuk yang ketiga kalinya pada 19 November 2025, dengan tema “Breeding is Giving”. Dipersembahkan oleh PERIPI, IPB University, dan EWINDO, ajang ini merupakan bentuk apresiasi bagi para pemulia tanaman—mereka yang berkontribusi nyata bagi kesejahteraan petani, dan keberlanjutan pertanian Indonesia.

 

Informasi selengkapnya tentang IBA 2025, silakan klik:

INDONESIAN BREEDER AWARD 3 DAN SEMINAS PERIPI 2025 | PERIPI – Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia