Podcast

Bawang Merah SANREN

Nomor SK Kementan: -
Rekomendasi Dataran: -
Ketahanan Penyakit*: -
Umur Panen (HST)*: -
Bobot per Buah (g)*: -
Potensi Hasil (ton/ha)*: -
PVT: -

* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.

Bawang merah biji hibrida cocok di dataran rendah - tinggi lebih tahan layu Fusarium dan Antraknosa, anakan per tanaman 3 - 4 umbi, bobot per umbi 15 - 25 g dan beraroma kuat.

PENGOLAHAN TANAH

Pengolahan tanah untuk penanaman Bawang Merah adalah sebagai berikut :

  • Pembuatan bedengan dan saluran air dengan ukuran ; Lebar bedengan 150 cm, Panjang bedengan 20 Meter, lebar saluran air 50 cm. Bedengan diolah pertama dengan dicangkul sedalam 20 – 30 cm, yang berbentuk bongkahan – bongkahan tanah yang masih besar.
  • Tanah yang telah diolah pertama, kemudian diolah kedua dengan cara melembutkan bongkahan – bongkahan yang besar menjadi bongkahan – bongkahan kecil. 
  • Tanah yang telah dilembutkan kemudian diratakan, sampai benar – benar rata dan membentuk bedengan yang persegi empat.
  • Pinggiran bedengan yang telah terbentuk persegi empat kemudian diberi lapisan lumpur sedemikian rupa sehingga tanah yang ada dipinggir bedengan tidak hanyut ke saluran air saat kena air hujan sebelum ditanami.
  • Tanah bedengan yang telah rata dihaluskan dengan menggunakan cangkul sampai benar – benar halus, setelah itu disiram air

Penaburan Benih

1. Persiapan penaburan benih

Persiapan penaburan benih meliputi :

a. Perlakuan benih

Benih TUK TUK terlebih dahulu diberi pewarna dengan menggunakan fungisida Antracol dengan ukuran ( ½ kg benih membutuhkan Antracol 100 gr), kemudian benih diaduk secara merata baru kemudian benih disebar.

b. Pemberian Pupuk Dasar

Pupuk dasar : diberikan 1 hari sebelum semai dengan perbandingan Urea : 3 kg, KCl : 3kg dan SP 36 : 10 kg untuk 8 bedeng ( 2 kg campuran pupuk/bedeng)

2. Penaburan Benih

Penaburan benih sebagai berikut :

  • Sebelum benih ditabur terlebih dahulu bedengan disiram air. Adapun teknik menyebar benih dengan menggunakan Kaleng bekas susu yang bagian bawahnya dilubangi dengan paku, ukuran 7 cm. Benih dimasukkan dalam kaleng dan disebar secara merata diatas bedengan penanaman.
  • Kemudian benih ditutup dengan sekam atau kompos sampai tanah tidak kelihatan. Setelah itu disiram air lagi dengan menggunakan alat timba prapen (timba dengan ukuran lubang kecil). Bedengan diberi pelindung dengan menggunakan plastik atau klambu sistem buka tutup sampai umur dua minggu,kemudian dibuka total. Adapun kebutuhan benih untuk luasan 240 M2 ( 8 bedeng) adalah 500 gr.

(2 kg /bedeng)

Pemupukan susulan ketiga (III) dilakukan umur 40 hari setelah semai, yakni NPK : 12 kg (1,5kg/bedeng) dan KCl : 4 kg (0.5/bedeng)

Sistem pemupukan dengan cara sebar merata diatas bedengan.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

A. Hama:

ü Ulat Grayak, Spodoptera exigu

B. Penyakit :

ü Fusarium / Nginul / Moler

Teknis Pengendalian: Sanitasi; Monitoring; Pembuangan bagian tanaman terinfeksi secara mekanik; Aplikasi Fungisida berbahan aktif Demitorf, Folpet, Kloratonil, Kaptan, Ziram, Mankozeb (Manzate); Propineb (Antracol), Asibenzolar S_Metyl, 50% Famoxadonet Cymoxanil (WG); 23% Azoxystrobin (SC).

Contoh Pegendalaian: Semprot menggunakan Delsene dengan dosis 2 gr/lter ( 35 cc/tangki); Amistartop 1 ml/ liter; Cabriotop 15 ml / liter; Manzate 2 gr / liter; Antracol 2 gr / liter.

IV. Panen dan Pasca Panen

  • Panen dilakukan pada umur 85 hari setelah semai, dengan ciri ciri tanaman sudah rebah dan daun berubah waran hujau kekuning kuningan. Pangkal batang kempes dan umbi muncul kepermukaan tanah.
  • Cara pemanenan dengan mencabut batang tanaman,kemudian 3 – 4 batang /rumpun bawang merah diikat dan diletakkan secara teratur membentuk barisan. Setelah 1 – 2 jam diangkat dan dibawa ke tempat penjemuran umbi bawang merah.
  • Penjemuran Bawang merah berlangsung 5 – 7 hari setelah panen untuk mendapatkan kualitas umbi yang untuk kiriman jarak jauh.
     

1. FUSARIUM  (Fusarium oxysporum f. sp. Cepae)        
Gejala: mengering dan menguningnya ujung daun, tanaman menguning dan layu, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil, umbi menjadi kecoklatan dan berair, Akar membusuk dan tumbuh jamur keputih-putihan. Penyebab adalah jamur Fusarium oxysporum f. sp. Cepae. Faktor Pembawa :  tersebar secara tular tanah (soil borne). Faktor Lingkungan Yang Mendukung : temperatur hangat, curah hujan tinggi, kelembaban tinggi, disemua elevasi. Teknik Pengendalian : Sanitasi, monitoring, pembuangan tanaman dan umbi terinfeksi secara mekanik. Aplikasi fungisida berbahan aktif dimetomorf, folpet, kloratalonil, kaptan, ziram, mankozeb, propineb, asibenzolar s-metyl, 50% famoxadonet cymoxanil (wg), 23% azoxystrobin (sc) sesuai dosis anjuran.

2. ANTHRACNOSE  (Colletotrichum gloeosporoides)        
Gejala: Mengeringnya ujung daun, menguningnya daun muda (Klorosis), leher batang memanjang dan melintir, pertumbuhan daun melintir (Twister).
Timbul bercak oval pada daun/umbi dalam bentuk lingkaran concentric, bintik-bintik oranye atau hitam. Penyebab adalah : jamur Colletotrichum gloeosporioides. Faktor Pembawa :  Tersebar melalui udara (air borne), bertahan di dalam tanah. Faktor Lingkungan yang Mendukung : Kelembaban tinggi, hujan yang cukup, di semua elevasi. Teknik Pengendalian : Sanitasi, monitoring, pembuangan tanaman dan umbi terinfeksi secara mekanik. Aplikasi fungisida yang berbahan aktif mankozeb, tembaga sulphat, tembaga oksiklorida, karbendezim, klorotalonil sesuai dosis anjuran.

Ketentuan Jaminan

Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.

Saya Mengerti