Podcast

Bayam MAESTRO

Nomor SK Kementan: 083/Kpts/SR.120/D.2.7/10/2014
Rekomendasi Dataran: Rendah
Tinggi
Menengah
Ketahanan Penyakit*: -
Umur Panen (HST)*: 20 - 30 HST
Bobot per Buah (g)*: -
Potensi Hasil (ton/ha)*: 12 - 15 ton/HA
PVT: -

* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.

MAESTRO adalah tipe bayam hijau terang dengan daun bulat, cocok ditanam di dataran rendah sampai menengah. Produksi tinggi (1500 ikat / 500 gram benih). Tahan panyakit Powdery Mildew / blorok pada daun. Tekstur daun lembut, tidak berserat. Lambat berbunga dan tidak mudah merambat. Bayam Maestro bisa dipanen pada umur 20 - 30 HST.

Tips menanam:

Untuk mendapatkan produksi yang maksimal, jarak tanam jangan terlalu rapat. Sehingga batang menjadi lebih besar dan jumlah ikatan yang didapat semakin banyak. Pemupukan P dan K diperlukan untuk memperkuat batang agar lebih tahan simpan

A. PERSIAPAN LAHAN
Pengolahan lahan dilakukan tiga sampai empat minggu sebelum tanam yaitu dengan membajak, membalikkan atau mencangkul tanah. Tujuan dari pengolahan lahan yaitu untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah,  mendekomposisikan gulma, dan mempermudah membentuk bedengan. Satu minggu kemudian dilakukan pembuatan bedengan sementara, yaitu dengan membentuk bedengan berukuran lebar 150 cm - 200 cm, tinggi 20-30 cm, jarak antar bedengan 40-50 cm. kemudian bedengan ditaburi pupuk dasar yaitu pupuk kandang dan dolomit. Dosis yang digunakan : Dolomit 2 kg, pupuk kandang 27 kg/bedeng ukuran 1,5x18 m ( 1m2 = 1 kg ). Waktu  penaburan pupuk kandang dan dolomit 1 minggu sebelum tanam,  disebar secara merata dibedengan kemudian tanah digemburkan lagi, kemudian  disiram.

B. PERSEMAIAAN
Benih langsung ditanam tanpa persemaian.  Benih dicampur dulu dengan pasir kering, kemudian disebarkan secara merata di atas bedengan.  Kemudian benih ditutup dengan pupuk kandang atau tanah halus. Selanjutnya bedengan disiram dengan embrat secara perlahan sampai basah.

C. PENANAMAN
Penyiangan dilakukan 1 kali sampai panen atau sesuai kondisi lahan.
Penyiraman secara rutin 2 kali  sehari pagi dan sore bila kondisi kering.
Penyemprotan secara kimia dilakukan bila tanaman terserang HPT (hama dan penyakit tanaman).

D. PEMELIHARAAN
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu saat tanaman berumur 7 hari dan 15 hari
Pemupukan I : umur 7 HSS  dengan Urea (ditabur) 1kg / gulud    ( 1,5 x 18 m ).
Pemupukan II : umur 15 HSS Urea+Phonska (2:1) ditabur 1kg/gulud untuk 1,5 m x 18 m.
Cara melakukan pemupukan yaitu dengan cara disebar langsung kebedengan.
Setelah dipupuk dilakukan penyiraman agar daun tanaman tidak terbakar.

E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
A. Hama :
Hama yang sering menyerang tanaman bayam yaitu ulat perusak daun. Pengendalian secara mekanis yaitu dengan melakukan sanitasi lahan dan secara kimia  yaitu dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Deltametrin, sipermetrin seperti Decis  dengan  dosis 10 ml/15 liter air.

B.Penyakit :
1. Penyakit Rebah Kecambah (Phytium Sp) sering menyerang tanaman di persemaian, gejalanya batang dan daun tanaman berwarna kuning kecoklatan sampai hitam kemudian membusuk. Dapat dikendalikan secara kimia dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Mancozeb seperti Dithane  dosis 10 s/d 20 gr/15 l air, atau  Preficure  N.

2. Penyakit Embun Tepung ( Blorok ) ,  dengan gejala daun bintik-bintik berwarna putih kecoklatan, serangan tinggi pada musim hujan/ kelembaban tinggi. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Mankozeb seperti Dithane. Dosis 1-2 sendok  makan per 15 liter air( 10-20g/15L ) secara mekanik degan mengambil daun yang sudah terserang kemudian dimusnahkan dan pengaturan bedeng lebih tinggi agar tidak tergenang.

3. Antracnose, gejalanya daun berwarna kuning kecoklatan sampai hitam. Pengendalian secara kimia  dengan menggunakan fungisida berbahan aktif propineb contohnya antrachol dosis 10-20gr/15 ltr air. Dengan cara mekanik membuang tanaman yang terserang, sanitasi lahan dan pembuatan  drainase dan bedengan yang standar.  


F. PEMANENAN
Kriteria tanaman siap panen yaitu tanaman telah berumur 18-25 HSS (Hari Setelah Semai).
Cara panen yaitu dengan mencabut tanaman beserta akar-akarnya,    di ikat , lalu dicuci, sebagian daerah ada juga dipotong.
Disusun kemudian di gulung (1 gulung = 100 - 150 ikat).

Budidaya Bayam

1. ULAT PERUSAK DAUN (Plutella xylostella)
Gejala pucuk atau daun caisim berlubang. Pengendalian secara mekanis yaitu dengan melakukan sanitasi lahan dan secara kimia  yaitu dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Deltametrin, sipermetrin dengan  dosis 10 ml/15 liter air.

2. EMBUN TEPUNG (Powdery Mildew)    
Gejala berupa bercak kuning pucat, jika kondisi kelembaban berlebihan maka muncul massa jamur berwarna putih seperti tepung. Pengendalian dengan melakukan sanitasi lahan terhadap gulma, melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan, melakukan rotasi tanaman dengan selain tanaman timun-timunan, memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi dan pengaplikasian  fungisida Propineb, Metil tiofanat dan Tridemorf.

3. PATEK/ANTRAK (Anthracnose)
Gejalanya bermula dari bercak kecil dan berkembang hampir ke seluruh permukaan daun dan menyebabkan daun menjadi busuk kering dengan tekstur agak lunak. Dalam keadaan yang lembab, massa spora yang terbentuk berwarna oranye hingga hitam tergantung jenis jamur Colletotrichum yang berkembang. Buah yang terserang parah akan menjadi keriput dan kering. Kondisi yang hangat (kisaran suhu 20-27°C) dan basah dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Jamur ini bersifat terbawa benih.Pengendalian secara kimia  dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Propineb contohnya Antrachol dosis 10-20gr/15 liter air. Dengan cara mekanik membuang tanaman yang terserang, sanitasi lahan dan pembuatan  drainase dan bedengan yang standar.

Ketentuan Jaminan

Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.

Saya Mengerti