Podcast

Semangka LEGYTA

Nomor SK Kementan: 54/Kpts/SR.120/1/2008
Rekomendasi Dataran: Rendah
Ketahanan Penyakit*: -
Umur Panen (HST)*: 58 - 67 HST
Bobot per Buah (g)*: 2500 - 2600 gr/ buah
Potensi Hasil (ton/ha)*: 34 - 35 ton/ Ha
PVT: -

* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.

Semangka hibrida cocok di dataran rendah, tipe lonjong kecil, tanaman vigor. Warna kulit buah hijau gelap, warna daging orange, bobot 2.5 - 2.6 kg/buah, tahan pecah, manis dan renyah. Umur panen 58 - 62 HST dengan potensi hasil 34 - 35 ton/ha.

A. PERSIAPAN LAHAN
Tanah diolah dan dibuat bedengan selebar 5 – 6 m, (di bagian samping bedengan) dan digemburkan selebar 1 m. Pengapuran diberikan apabila pH tanah kurang dari 6 dengan dosis 2 ton/ha.
Pupuk kandang diberikan pada bagian bedengan yang akan ditanami semangka sebanyak 1 – 2 kg/tanaman. Pupuk dasar diberikan sekitar 7 hari sebelum tanam, yaitu: Urea = 15 g/tan, ZA = 30 g/tan, SP-36 = 45 g/tan dan KCL = 40 g/tan, total pupuk yang diberikan = 130 g/tanaman.

B. PERSEMAIAAN
Benih direndam dengan air hangat kuku selama kurang lebih 6 jam, kemudian ditiriskan dan disimpan dalam kain atau kertas koran yang telah dibasahi untuk dikecambahkan. Setelah berkecambah bibit dipindahkan dalam polybag yang telah disediakan dan disimpan di tempat yang diberi naungan plastik bening untuk menghindari sinar matahari langsung. Sungkup dibuka setiap hari hingga pukul 10 pagi kemudian ditutup lagi.  Dilakukan sampai bibit siap dipindahkan ke lapangan. Kelembaban persemaian harus selalu terjaga dengan melakukan penyiraman. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit perlu dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

C. PENANAMAN
Setelah bibit berumur 8 – 12 HSS (hari setelah semai) atau berdaun 2, bibit siap dipindahkan ke lahan.  Jarak tanam 60 – 70 cm dalam barisan dan 5 – 6 meter antar barisan.  Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, sebelum bibit dipindahkan sebaiknya lahan telah dileb atau diairi dan bibit direndam dalam larutan fungisida.

D. PEMELIHARAAN
Apabila ada tanaman yang mati secepatnya dilakukan penyulaman agar tanaman seragam, paling lambat 7 hari setelah tanam.
1.   Pemupukan susulan:
Umur 7 HST        : NPK = 4,5 g/tan; KNO3 = 2,5 g/tan.
Umur 14 HST        : NPK = 8,5 g/tan; KNO3 = 2,5 g/tan.
Umur 21 HST        : KCL= 15 g/tan; NPK = 12,5 g/tan.
Umur 35 HST         : ZA = 8,5 g/tan; NPK = 12,5 g/tan.
Umur 45 – 50 HST    : KCL = 10 g/tan.
2.   Perempelan/pemangkasan cabang
    Cabang utama dipotong setelah 5 – 18 ruas, sedangkan buah yang dipelihara adalah buah yang kedua atau buah yang berada pada ruas di atas ruas ke 14 atau sekitar 1 meter dari pangkal batang.  Biasanya dipelihara        1 buah per tanaman untuk mendapatkan ukuran buah yang optimal.
3.   Pemberian jerami
Untuk melindungi buah, batang dan ranting, Jerami diberikan setelah panjang tanaman sekitar 50 cm. Kemudian dilakukan pembalikan buah untuk mendapatkan bentuk buah yang seragam dengan kualitas buah bagus dan warna merata (tidak putih sebagian).
4.   Pengairan
Pengairan diperlukan untuk membantu pada awal pertumbuhan.  Pengairan dihentikan pada awal terjadinya pembentukan bunga betina.  Dan, diairi kembali untuk membantu pembesaran buah.  Setelah buah mencapai ukuran maksimal, pengairan dikurangi untuk mendapatkan semangka yang berkadar gula tinggi.

E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
VIRUS GEMINI
Gejala daun menguning, keriting, ukuran daun lebih kecil. Pada umumnya tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil dan ruas-ruas pada percabangan memendek. Seringkali jika menyerang pada fase generatif (pembungaan) kebanyakan bunga menjadi gugur. Pengendalian: monitoring perkembangan kutu kebul dari awal penanaman dan melakukan pengendalian kutu kebul. Membuang dan memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi. Melakukan sanitasi terhadap gulma yang merupakan inang alternatif dari kutu kebul. Aplikasi insektisida berbahan aktif Abamectin, Tiametoksam, Metidation, dan Diafenturion.

LAYU FUSARIUM (Fusarium wilt)    
Gejalanya berupa sebagian tanaman menguning atau menguning sebagian helaian daun. Tanaman layu, kemudian kering dan mati. Apabila batang dibelah melintang, terlihat jaringan pembuluh berwarna kecokelatan. Pengendalian : Hindari pemupukan nitrogen berlebihan agar tanaman tidak terlalu sukulen. Melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan. Memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi dan pengaplikasian fungisida Benomil.

BUSUK BATANG BERLENDIR (Gummy stem blight)
Gejala yang muncul pada daun berupa bercak tidak beraturan tapi terdapat lingkaran konsentris berwarna abu-abu kecokelatan. Pada batang yang terinfeksi akan mengeluarkan cairan berupa getah cokelat kehitaman yang mengeras. Pengendalian: Dengan melakukan sanitasi terhadap gulma. Melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban. Melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan. Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi. Pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Tridemorf, Mankozeb, Tebukonazol, Difenokonazol, Metil Tiofanat.

EMBUN BULU (Downy mildew)
Gejala pada tanaman semangka berupa bercak cokelat kehitaman tidak beraturan. Pengendalian: Dengan melakukan sanitasi lahan terhadap gulma. Melakukan perbaikan drainase lahan agar tidak terdapat air menggenang di lahan. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain timun-timunan. Pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Simoksanil, Propineb, Mankozeb.

F. PEMANENAN
Buah semangka dapat dipanen pada umur 55 – 60 HST(Hari Setelah Tanam).

Budidaya Tanaman Semangka

1. VIRUS GEMINI         
Gejala daun menguning, keriting, ukuran daun lebih kecil. Pada umumnya tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil dan ruas-ruas pada percabangan memendek. Seringkali jika menyerang pada fase generatif (pembungaan) kebanyakan bunga menjadi gugur. Pengendalian monitoring perkembangan kutu kebul dari awal penanaman dan melakukan pengendalian kutu kebul, membuang dan memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi. Melakukan sanitasi terhadap gulma yang merupakan inang alternatif dari kutu kebul. Aplikasi insektisida berbahan aktif Abamectin, Tiametoksam, Metidation, dan Diafenturion.

2. LAYU FUSARIUM (Fusarium wilt)            
Gejalanya berupa sebagian tanaman menguning atau menguning sebagian helaian daun. Tanaman layu, kemudian kering dan mati. Apabila batang dibelah melintang, terlihat jaringan pembuluh berwarna kecokelatan. Pengendalian hindari pemupukan nitrogen berlebihan agar tanaman tidak terlalu sukulen melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan, memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi dan pengaplikasian fungisida Benomil.

3. BUSUK BATANG BERLENDIR (Gummy stem blight)
Gejala yang muncul pada daun berupa bercak tidak beraturan tapi terdapat lingkaran konsentris berwarna abu-abu kecokelatan. Pada batang yang terinfeksi akan mengeluarkan cairan berupa getah cokelat kehitaman yang mengeras. Pengendalian dengan melakukan sanitasi terhadap gulma, melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban, melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan, memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi. Pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Tridemorf, Mankozeb, Tebukonazol, Difenokonazol, Metil Tiofanat.

4. EMBUN BULU (Downy mildew)
Gejala pada tanaman timun berupa bercak cokelat kehitaman tidak beraturan. Pengendalian dengan melakukan sanitasi lahan terhadap gulma, melakukan perbaikan drainase lahan agar tidak terdapat air menggenang di lahan, melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain timun-timunan, pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Simoksanil, Propineb, Mankozeb.

Ketentuan Jaminan

Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.

Saya Mengerti