Podcast

Mentimun ETHA 87

Nomor SK Kementan: 040/Kpts/SR.120/D.2.7/4/2017
Rekomendasi Dataran: Rendah
Ketahanan Penyakit*: GV
Umur Panen (HST)*: 33 - 38 HST
Bobot per Buah (g)*: 120 - 150 gr/ buah
Potensi Hasil (ton/ha)*: 45 - 55 ton/ Ha
PVT: -

* Note:
Ketahanan penyakit, umur panen, bobot dan potensi hasil tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidayanya.

Mentimun hibrida dengan ketahanan Gemini virus. tanaman vigor dan mudah merambat, bentuk buah panjang dan lurus ±16cm. rasa buah manis dan renyah cocok sekali untuk timun lalab. Panen mulai umur 34 HST. bobot buah ± 150g/buah. 

 

Tips Menanam:

Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, direkomendasikan buah dipanen setiap hari. dengan memanen buah setiap hari dapat menekan buah yang bengkok dan gugur.

Timun : ETHA 87 F1, Timun Lalap, Tahan Gemini Virus

A. PERSIAPAN LAHAN
Pengolahan lahan dilakukan tiga sampai empat minggu sebelum tanam yaitu dengan membajak, membalikkan atau mencangkul tanah. Tujuan dari pengolahan lahan yaitu untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah,  mendekomposisikan gulma, dan mempermudah membentuk bedengan. Satu minggu kemudian dilakukan pembuatan bedengan sementara, yaitu dengan membentuk bedengan berukuran lebar 120 cm, tinggi bedengan 40 cm, lebar parit antar bedengan 50 cm. Di atas bedengan disebar pupuk dasar berupa pupuk kandang 5kg/m,NPK 300kg/ha, SP-36 100kg/ha, KCL 100 kg/ha, dan dolomit 200 kg/ha. Pupuk diaduk dengan tanah secara merata dan bedengan dirapihkan, kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik. Dua hari sebelum tanam dibuat lubang tanam dengan jarak 50 cm x 60 cm.

B. PENANAMAN
Pembuatan lubang tanam dengan jarak 100 cm x 60 cm atau double bans (dua baris).
Benih ditanam sedalam 1 cm, 1 benih per lubang tanam.
Benih ditutup dengan kompos.
Penyulaman dilakukan secepatnya guna membuat pertumbuhan yang seragam.

C. PEMELIHARAAN
1. Pemupukan
   Pupuk susulan: dalam g/tan
   14 HST = NPK 20 g/tan; KCl 10 g/tan;
   28 HST = NPK 20 g/tan; KCl 10 g/tan; SP-36 10 g/tan;
   35 HST = NPK 10 g/tan; KCl 10 g/tan; SP-36 10 g/tan;
   40 HST = NPK 10 g/tan; KCl 10 g/tan; SP-36 10 g/tan;
   60 HST = KCl 10 g/tan; SP-36 10 g/tan;

2. Pengairan
Usahakan tanah dalam kondisi lembab, lahan yang kekeringan akan menyebabkan tanaman stress dan rasa buah pahit, pengairan yang dilakukan 1 minggu sekali.
3. Perambatan
Lanjaran diupayakan dipasang saat tanaman berumur 2 minggu, selanjutnya disiapkan tali raffia 2 tingkat dengan jarak 30 cm.
4. Penyiangan
Dilakukan untuk menghilangkan gulma.


D. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Oteng-oteng (Epilachna sp.)
Menyerang dengan cara memakan daun sehingga pertumbuhan terganggu. Biasanya ditandai dengan bekas gigitan yang berbentuk lingkaran.
Pengendalian: penyemprotan dengan insektisida bahan aktif Profenofos dan Metidation.
2. Ulat
Ulat menyerang daun, bunga dan buah, ditandai dengan bekas gigitan dan adanya kotoran. Pengendalian dengan penyemprotan insektisida bahan aktif Siromazin.
3. Trips
Gejalanya: pertumbuhan tanaman terhambat dan berubah bentuk. Perubahan warna pada bunga dan bisa menyebabkan gugur buah.  Bekas pada daun akan berwarna keperakan.
Pengendalian: Menyemprotkan insektisida, seperti bahan aktif Profenofos, Imidakloprid, Abamectin dan Alfa Sipermetrin.
4. Virus Gemini
Gejalanya: dikenal dengan sebutan keriting, yang sering menyerang adalah ZYMV (Zucchini Yellow Mosaic Virus) tanaman yang terserang akan terhambat pertumbuhannya, daun bentol-bentol berwarna hijau tua, ukuran daun mengecil, tanam kerdil, buah berbentuk tidak normal.

E. PEMANENAN
Panen dapat dilakukan pada umur 33 – 38 HST. Untuk mentimun baby dan lalap direkomendasikan panen tiap hari untuk mendapatkan kualitas buah yang optimal.

1. VIRUS GEMINI         
Gejala daun menguning, keriting, ukuran daun lebih kecil. Pada umumnya tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil dan ruas-ruas pada percabangan memendek. Seringkali jika menyerang pada fase generatif (pembungaan) kebanyakan bunga menjadi gugur. Pengendalian monitoring perkembangan kutu kebul dari awal penanaman dan melakukan pengendalian kutu kebul, membuang dan memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi. Melakukan sanitasi terhadap gulma yang merupakan inang alternatif dari kutu kebul. Aplikasi insektisida berbahan aktif Abamectin, Tiametoksam, Metidation, dan Diafenturion.

2. LAYU FUSARIUM (Fusarium wilt)            
Gejalanya berupa sebagian tanaman menguning atau menguning sebagian helaian daun. Tanaman layu, kemudian kering dan mati. Apabila batang dibelah melintang, terlihat jaringan pembuluh berwarna kecokelatan. Pengendalian hindari pemupukan nitrogen berlebihan agar tanaman tidak terlalu sukulen melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan, memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi dan pengaplikasian fungisida Benomil.

3. BUSUK BATANG BERLENDIR (Gummy stem blight)
Gejala yang muncul pada daun berupa bercak tidak beraturan tapi terdapat lingkaran konsentris berwarna abu-abu kecokelatan. Pada batang yang terinfeksi akan mengeluarkan cairan berupa getah cokelat kehitaman yang mengeras. Pengendalian dengan melakukan sanitasi terhadap gulma, melakukan pemangkasan untuk mengurangi kelembaban, melakukan perbaikan drainase agar air tidak tergenang di lahan, memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi. Pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Tridemorf, Mankozeb, Tebukonazol, Difenokonazol, Metil Tiofanat.

4. EMBUN BULU (Downy mildew)
Gejala pada tanaman timun berupa bercak cokelat kehitaman tidak beraturan. Pengendalian dengan melakukan sanitasi lahan terhadap gulma, melakukan perbaikan drainase lahan agar tidak terdapat air menggenang di lahan, melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain timun-timunan, pengaplikasian fungisida Heksakonazol, Simoksanil, Propineb, Mankozeb.

Ketentuan Jaminan

Perusahaan memberikan jaminan atas mutu benih sesuai dengan standar pemerintah. Tanggung jawab perusahaan adalah terbatas pada jumlah benih yang dibeli dan tidak termasuk biaya lainnya.

Saya Mengerti