Panah Merah Innovation Award 2019

Jumat, 18 Oktober 2019 00:00
Setelah memasuki tahap seleksi dan proses penjurian yang ketat selama 3 bulan, Panah Merah Innovation Award 2019 telah selesai dengan menentukan 3 pemenang utama dari 10 finalis yang sudah bersaing hebat. Dalam ajang ini tim dari Universitas Brawijaya berhasil memenangkan juara pertama untuk karya INTAF (Integrated Technical Farm Black Soldier Fly): Sistem Budidaya Lalat Hitam Terintegrasi sebagai Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Limbah Sampah Organik melalui Pemberdayaan Relawan Sampah TPST Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, sedangkan juara kedua berasal dari Universitas Indonesia untuk karya TEMAN TANI: Solusi Inklusif Layanan Asuransi Mikro Terintegrasi Sektor Pertanian serta ketiga dari Institut Pertanian Bogor untuk karya DROPYS (Dual Reactor Portable for Pyrolysis): Pemanfaatan Limbah Anorganik dan Limbah Organik Menjadi Bahan Bakar dan Pengawet Makanan.
Dilihat dari minat partisipasi peserta tahun ini menunjukan banyaknya generasi milenial yang peduli dengan sektor pertanian nasional. Pada penyelenggaraan yang ketiga kalinya PMIA 2019 ini terhitung jumlah tulisan yang masuk mencapai lebih dari 110 yang berasal dari 50 perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia ikut berpartisipasi. Penghargaaan bagi pegiat inovasi yang pada tahun ini bertemakan “Creative Innovation Towards SDG’s 2030” diikuti sejumlah perguruan tinggi seperti UI, ITB, IPB, UNIBRAW, UNHAS, USU, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Politeknik Perkapalan Surabaya yang bertujuan untuk menghasilkan inovasi kewirausahaan di bidang nutrisi, kesehatan dan kegiatan sosial lainnya. Seleksi internal dilakukan melalui kriteria kebaruan, teknologi digital, dan pertanian modern. Sementara pada akhir tahap terpilih 10 finalis yang berhadapan dengan Panelis juga dewan juri lomba inovasi seperti Ir. Asep Harpenas R&D Director PT East West Seed Indonesia; Prof Dr. Ir. Ujang Sumarwan M.Sc Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB ; Pungkas Bahjuri Ali STP, MS, Ph.D Direktur Kesehatan Gizi dan Masyarakat BAPPENAS; Ir Dodi Iswadi MA, Kapuslit Pengembangan Kesehatan Masyarakat, Balitbangkes Kementerian Kesehatan; Dr. Ir. Bambang Budhianto Widyaiswara Ahli Utama dan Karen Tambayong Ketua Komite Tetap Hortikultura KADIN.
PMIA 2019 adalah wujud nyata EWINDO dalam menyukseskan tujuan program Sustainable Development Goals (SDG) yang berkaitan dengan No Poverty, Zero Hunger, Quality Education, Gender Equality dan Responsible Consumption and Production. Dengan adanya PMIA 2019, diharapkan peran swasta mampu menjaga dan meningkatkan antusias mahasiswa pada bidang riset dan inovasi. Pada akhirnya, mahasiswa yang memiliki potensi dan ide yang kreatif mampu direalisasikan berkat kerjasama swasta dan lembaga pendidikan.
Berita & Acara Terkait
- EWINDO Jalin Kerjasama dengan UGM
- Ewindo Luncurkan Fitur Baru Aplikasi SIPINDO Powered by SMARTseeds
- Penghargaan Prestisius World Food Prize Diberikan kepada Pendiri East-West Seed Simon N. Groot
- Florikultur Indonesia 2017
- Ewindo dan Salim Group Kerjasama Pengembangan Benih Kentang
- Bank Genetik Sayuran UGM dan EWINDO
- Ewindo dan Yayasan Bina Tani Sejahtera Gelar Ekspo Teknologi Sayuran
- Kunjungan Wakil Menteri Pertanian Belanda Jan - Kees Goet ke PT. East West Seed Indonesia
- Peresmian Hibar Eco Village, KWT Bina Lestari oleh Managing Director PT East West Seed Indonesia dan Bupati Purwakarta
- Yayasan Bina Tani Sejahtera Gelar Ekspo Teknologi Sayuran